Pada bagian I, telah
dipaparkan perihal Capability Curve.
Pada bagian II ini akan dijelaskan mengenai 2 kurva sekaligus karena kedua
kurva biasanya disajikan dalam bidang (plane)
yang sama, yaitu Open-Circuit
Characteristic (OCR, karakteristik hubung buka*) dan Short-Circuit Characteristic (SCC, karakteristik hubung singkat*).
Ada juga yang menyebut sebagai Open-Circuit
Saturation Characteristic dan Short-Circuit
Saturation Characteristic. Karena kedua kurva erat kaitannya dengan arus
eksitasi (If), medan magnetic, dan sirkuit magnetic, maka pada
paragraph berikut akan disinggung mengenai hal tersebut agar deskripsi tentang
kedua kurva dapat diterima lebih baik.
(*) :kemungkinan
translasi kedua istilah dari bahasa Inggris ke dalam bahasa ibu kurang tepat
Selanjutnya akan digunakan istilah asli dalam bahasa Inggris agar memberikan
penafsiran yang sama. Ini hanya akibat dari kurangnya pemahaman penulis
terhadap kata serapan yang tepat untuk kedua istilah tersebut, bukannya
kekurangan kosa-kata dalam bahasa ibu.
Overview:
Generator adalah mesin
elektrik yang mengkonversi energy mekanik menajadi energy listrik. Dalam proses
electro-mechanical energy conversion
tersebut dibutuhkan media perantara yaitu medan magnet. Dengan demikian, selain
untuk dapat mengahantarkan energy listrik, desain generator harus dapat
mengakomodasi keberadaan medan magnet tersebut. Secara sederhana, sebuah
generator dapat ditunjukkan oleh gambar 1.
Pada gambar 1a, ditunjukkan
penampang melintang dari sebuah generator. Secara umum, generator terdiri dari
bagian yang diam/statis (stator) dan bagian yang bergerak (rotor). Kedua bagian
tersebut dilengkapi dengan inti besi dan lilitan. Pada sebuah generator, medan
magnet didapatkan dari arus eksitasi yang diinjeksikan ke rotor. Medan magnet
tersebut akan menembus celah udara antara stator dan rotor, kemudian menembus
bagian inti besi stator kemudian kembali lagi menuju rotor. Hal ini ditunjukkan
pada gambar 1b. Ini disebut rangkaian magnetik. Sedikit/banyaknya medan magnet
yang memasuki jalur inti besi stator menentukan tegangan yang dihasilkan di
terminal keluaran generator. Besarnya medan magnet tersebut dapat di-adjust dengan cara mengatur arus
eksitasi ke rotor. Namun, pengaturannya harus disesuaikan dengan desain inti
besi stator maupun rotor.
Secara elektrik, rangkaian
setara untuk generator dapat dilihat dilihat di gambar 1c; sedangkan gambar 1d
merepresentasikan rangkaian sederhana dan fasornya.
Open-circuit Characteristic (OCC):
OCC Curve adalah kurva yang merepresentasikan tegangan terminal
generator sebagai fungsi dari arus eksitasi pada putaran nominal dan beban nol
(tanpa beban). OCC curve didapatdengan cara melakukan OCC test, yaitu dengan
memutar generator hingga kecepatan nominal dan menginjeksi arus eksitasi mulai
0 hingga tegangan terminal generator mencapai tegangan nominal. Pada OCC test,
generator dalam keadaan tanpa beban, kemudian putaran dan tegangan generator
harus nominal.
Pada saat arus eksitasi
dinaikkan dari 0, komponen sirkuit magnetic yang berpengaruh adalah reluktansi
celah udara (reluktansi adalah resistansi magnetik), maka tegangan yang
terinduksi di lilitan stator akan naik pula secara linier. Hal ini disebut
dengan airgap line. Jika arus
eksitasi terus dinaikkan, karena sirkuit magnetic sudah jenuh, maka tegangan
terinduksi tidak akan naik secara linier lagi. Contoh OCC Curve dapat dilihat pada gambar 2. OCC curve yang umum ditunjukkan pada gambar 2a, namun model 2b juga
banyak digunakan. Model 2a hanya merepresentasikan arus eksitasi dalam keadaan
saturasi, sedangkan model 2b menyajikan arus eksitasi dalam keadaan saturasi
dan un-saturated.
OCC Testing, selain untuk
mendapatkan OCC curve, dapat digunakan untuk menentukan:
1.
Induktansi
bersama antara stator dan rotor
Jika kembali pada gambar 1d, tegangan
terinduksi yang diterukur pada OCC adalah V. Namun nilainya sama dengan E
karena dalam keadaan open circuit. Besarnya
induktansi bersama (induktansi saturated
dan unstaurated) adalah √2V/(ω If).
Dengan catatan V adalah tegangan fasa.
2.
Pengukuran
no-load losses
No-load
losses (rugi beban nol)
adalah porsi yang terdiri dari friction
and windage losses (rugi gesekan dan
bantalan angin) serta iron core losses
(rugi inti besi).
Friction and windage
losses didapat dari daya yang dibutuhkan penggerak agar generator berputar
pada kecepatan nominal. Dengan catatan arus eksitasi harus nol.
JIka pada saat generator diputar pada putaran
konstan kemudian arus eksitasi mulai dinyalakan, maka daya yang dibutuhkan oleh
penggerah didefinisikan sebagai no-load
losses. Iron core losses didapat dengan cara:
Iron-core
losses = (No-load losses)-(Friction and windage losses).
Iron-core
losses bergantung pada
besarnya arus eksitasi/medan magnet (secara tidak langsung bergantung pada
tegangan terminal). Contoh iron-core
losses curve ditunjukkan pada
gambar 3.
Short-circuit Characteristic (SCC):
SCC Curve adalah kurva yang merepresentasikan arus stator (arus
jangkar) sebagai fungsi dari arus eksitasi. SCC curve didapatkan dengan melakukan SCC test. Pada test tersebut,
terminal generator di-short-kan dan
dipasang alat ukur arus (amperemeter). Generator diputar dengan kecepatan
nominal kemudian arus eksitasi dinaikkan mulai dari 0 hingga arus pada terminal
generator yang di-short-kan mencapai
nominal.
Berbeda dengan OCC curve, SCC
curve adalah kurva yang memiliki karakteristik linier karena pada kondisi
tersebut fluks inti besi pada stator masih di bawah level saturasi. Beberapa literatur
menyebutkan bahwa fluks celah udara pada saat SSC test hanya sekitar 10-20%. Contoh
dari SCC curve dapat ditunjukkan oleh gambar 4.
SCC Testing, selain untuk
mendapatkan SCC curve, dapat digunakan untuk menentukan:
1.
Rugi
karena arus stator
Jika pada saat SSC test dilakukan, daya yang
dibutuhkan untuk memutar generator dapat dianalisis sebagai komponen rugu-rugi
generator. Daya terukur dalam proses ini disebut dengan short-circuit losses. Dikarenakan pada saat SCC test nilai fluks
sangat rendah, maka rugi inti besi dapat diabaikan. Dengan demikian, daya yang
terukur saat SCC test merupakan penjumlahan dari rugi-rugi karena arus stator
dan friction and windage losses.
Karena friction and windage losses
sudah didapat dari OCC test, maka rugi karena arus stator dapat dihitung dengan
mudah.
Rugi karena arus stator = short-circuit losses- friction and windage losses
Rugi karena arus stator = I2(RAC)
2. Stray
losses
DC resistance
test biasanya
dilakukan untuk mengetahui resistansi DC untuk lilitan generator. Jika nilai
ini dikalikan arus nominalnya, maka akan didapatkan rugi karena arus stator
dengan catatan resistansi DC, besarnya I2(RDC). Selisih
antara kedua rugi-rugi merupakan rugi tambahan yang terdiri dari rugi karena
efek kulit, rugi arus eddy di konduktor, iron-core losses karena fluks bocor.
Rugi tambahan tersebut dikenal dengan stray
loasses:
Stray
losses = I2(RAC)
- I2(RDC)
Grafik stray losses ditunjukkan oleh gambar 5.
Compilation of OCC and SCC:
OCC dan SCC curve sangat
jarang direpresentasikan dalam bidang yang terpisah, umumnya dijadikan satu
dalam bidang double-ordinat
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar 6.
Dalam kurva tersebut, tegangan pada OCC
biasanya merupakan tegangan phase-to-phase,
namun untuk berbagai keperluasn biasanya perlu dikonversi ke dalam tegangan phase-to-neutral dengan cara membagi
nilai awal dengan √3.Gambar lebih detail mengenai
kompilasi OCC dan SCC curve ditunjukkan pada gambar 7.
Pada gambar tersebut
ditunjukkan beberapa informasi:
a)
Untuk
menghasilkan tegangan nominal dalam keadaan tanpa beban, menurut air-gap line, dibutuhkan arus eksitasi
sebesar If1.
b)
Untuk
menghasilkan tegangan nominal dalam keadaan tanpa beban, generator membutuhkan
arus eksitasi sebesar If2, dimana generator bekerja di daerah jenuh.
If2 dikenal pula dengan arus eksitasi no-load (If,NL).
c)
Pada
keadaan short circuit (arus stator nominal, Ia rated), arus eksitasi
yang dibutuhkan sebesar If3. If3 dikenal pula dengan arus
eksitasi short-circuit (If,SC)
d)
Jika arus
eksitasi If1 dapat diproyeksikan pada SCC curve, maka akan menghasilkan proyeksi arus sebesar Ia1.
e)
Jika arus
eksitasi If2 dapat diproyeksikan pada SCC curve, maka akan menghasilkan proyeksi arus sebesar Ia2.
Beberapa variable generator
yang bias didapat dari gambar 7 adalah
a)
Unsaturated synchronous reactance
Dengan catatan tegangan diekspresikan dalam
nilai per fasa sehingga reaktansinya memiliki satuan ohm/fasa.
b)
Saturated synchronous reactance
Dengan catatan tegangan diekspresikan dalam
nilai per fasa sehingga reaktansinya memiliki satuan ohm/fasa.
c)
Short-circuit ratio (SCR)
Adalah perbandingan arus eksitasi untuk
menghasilkan tegangan nominal tanpa beban dibandingkan dengan arus eksitasi
untuk menghasilkan arus nominal saat terminal generator di-short-circuit-kan.
Paiton, 21:38 21 Jan 2014
Kalo ngitung efisiensi berdasarkan arus beban, berarti rugi2 arus stator + rugi2 belitan ?
ReplyDeleteUraian di atas adalah untu menentukan komponen rugi-rugi pada generator. Jadi, kalau perhitungan efisiensi menggunakan kaidah dasar saja.
DeleteEff = Pout / (Pout+rugi)
Rugi ini ada banyak sekali komponennya. Tdk semua bisa diketahui dari kedua pengujian di atas
judul bukunya apa ?
ReplyDeleteElectrical Machinery
ReplyDeleteStephen J. Chapman
This comment has been removed by the author.
DeleteSaya pakai first edition
ReplyDeleteada ebook nya ga ? cari di libgen adanya yang ed 4 & 5 saja
ReplyDeleteSepertinya edisi tdk ada perubahan banyak. Semakin baru semakin update
ReplyDelete