Urgensi Reverse Power
Protection pada Turbin Uap
Turbin uap memiliki
tendensi untuk mengalami overheating apabila
suplai uap terhenti dan kemudian generator yang terkopling dalam satu poros bekerja
sebagai motor. Hal ini dikarenakan fungsi uap yang tidak hanya sebagai fluida
kerja, namun uap juga berfungsi untuk menjaga agar turbine blading berada pada temperatur yang stabil. Sehingga
hilangnya suplai uap tidak hanya menghentikan fungsi turbin sebagai prime mover, namun juga hilangnya ‘cooling system’.
Secara lebih
detail, kondisi reverse power pada
turbin uap akan menjadikan kondisi idling
atau windage losses (rugi angin).
Dikarenakan windage loss adalah
fungsi dari diameter rotor turbin dan panjang blade, maka losses terbesar
akan terjadi pada stage terakhir
turbin. Windage losses juga
berbanding lurus dengan kerapatan uap yang terperangkap; misalkan dalam kondisi
hilangnya vacuum pada exhaust steam.
Bergantung pada
desain dan manufaktur turbin uap, umumnya overheating
akan terjadi pada saat turbin dibebani kurang dari 10%. Nilai spesifik dari
manufaktur sangatlah penting karena akan digunakan sebagai setting reverse power protection. Pada umumnya, setting
reverse power protection adalah
-0.5%.
Selain pengukuran
daya aktif secara langsung untuk mendeteksi reverse
power, pada turbin uap terdapat beberapa metode lain untuk mendeteksi
kondisi tersebut seperti:
-
pemasangan sensor temperatur pada turbine exhaust.
Namun metode ini tidak seharusnya dijadikan metode proteksi utama karena
hasil pengukuran akan bervariasi bergantung pada lokasi sensor sehingga
pemilihan lokasi sensor menjadi kritikal. dipandang perlu karena windage losses terjadi.
-
Pengukuran steam flow.
Besarnya steam flow dijaga agar
selalu berada di atas level synchronous
speed. Jika tidak, maka kondisi reverse
power akan terjadi. Metode deteksinya dapat menggunakan differential pressure switch pada HP
turbin.
Metode ini umumnya handal, namun malfunction secara mekanis sangat mungkin
terjadi.
Urgensi Reverse Power
Protection pada Turbin Hidraulik
Turbin hidraulik (umumnya
turbin air) memiliki kemungkinan kehilangan suplai air secara tiba-tiba apabila
terdapat sampah yang menyumbat jalur gate
ke penstock. Apabila hal tersebut
terjadi, maka akan berpotensi timbulnya kavitasi dan rusaknya runner; dan tentu saja terjadinya reverse power.
Untuk turbin hidraulik,
setting reverse power protection
adalah berkisar -0.2 hingga 2.0% dari beban normal.
Urgensi Reverse Power
Protection pada Mesin Diesel
Reverse power protection pada mesin
diesel dianggap sangat penting karena dua alasan, yaitu:
- Karena mesin diesel relatif besar, maka gagalnya mesin
diesel akan mengakibatkan generator (yang kemudian bekerja sebagai motor)
akan menarik daya yang cukup besar dari jaringan; diperkirakan mencapai
15% dari kapasitas.
- Pada saar reverse
power terjadi, terdapat kemungkinan terjadinya ledakan atau kebakaran
yang diakibatkan oleh akumulasi bahan bakar yang tidak terbakar (unburned
fuel) pada mesin diesel.
Urgensi Reverse Power
Protection pada Turbin Gas
Pada turbin gas,
kondisi reverse power sebetulnya
tidak membahayakan generator maupun turbin gas. Akan tetapi, sistem turbin gas,
apabila reverse power terjadi; maka
aksi motoring akan menarik daya
sebesar 10 sampai 50% daya dikarenakan turbin gas menggunakan kompressor yang
cukup besar.
Hal ini perlu
dihindari agar grid tidak dibebani oleh aksi motoring turbin gas.
Paiton, 3 Aug 2021
20:00
No comments:
Post a Comment