Capability curve menyatakan area operasi normal bagi sebuah mesin sinkron, dalam bahasan kita, maka mengacu pada generator sinkron. Secara umum, capability curve disajikan dalam gambar 1 untuk model vertikal. Varian lain, yaitu model horizontal, seringkali juga digunakan.
Gambar 1. Capability Curve |
Sumberdaya
pendukung generator diharapkan dapat bekerja secara optimum agar area operasi
generator tetap berada di dalam kurva tersebut. Sebagai antisipasi kondisi
dinamis dari operasi generator, maka diperlukan aksi kontrol sebelum aksi
proteksi bekerja. Dengan demikian, operasi generator akan berlangsung lebih smooth.
Dalam lingkup eksitasi,
operasi generator yang aman akan dikontrol oleh AVR (automatic voltage controller). AVR akan secara kontinyu memonitor
titik operasi generator sinkron untuk disajikan dalam capability curve. AVR memiliki batasan-batasan untuk menjaga
operasi aman tersebut, yaitu dengan menerapkan beberapa limitasi limitasi.
Jika sistem
eksitasi terlalu berlebih, maka over-excitation
limiter akan bekerja. Demikian pula apabila sistem eksitasi terlalu rendah,
under-excitation limiter yang akan
bereaksi. Jika limiter tersebut gagal bekerja, maka generator akan bekerja di
area yang tidak aman. Pada kondisi tersebut, sistem proteksi eksitasi akan
mulai bereaksi. Baik itu pada area ever-excitation,
maupun area under-excitation,
terutama apabila generator sinkron kehilangan sistem eksitasi (loss of field).
Umumnya, excitation protection membahas proteksi untuk
kondisi under-excitation (dalam
beberapa sumber menyebut dengan loss of
field protection). Namun, pada pembahasan kita selanjutnya akan kita bahas
proteksi eksitasi yang mencakup area over-excitation
dan under-excitation.
Sejalan dengan
pembahasan ini, juga berhubungan dengan fluks magnet, maka over-flux protection juga menjadi menu yang akan dibahas. Beberapa
sumber menyebut proteksi ini sebagai V/Hz (volt per hertz) protection.
Part 1 | Next
Paiton, 8 Sep 2021 19:40
No comments:
Post a Comment