Foreword
Masih
dengan menggunakan rujukan IEEE Std
C57.104-2008 IEEE Guide for the Interpretation of Gases Generated in
Oil-Immersed Transformers, analisis dapat pula dilakukan dengan metode
rasio, berdasarkan pengalaman para peneliti professional. Terdapat 5 rasio gas
yang dapat digunakan dalam analisis ini antara lain:
Ratio 1 (R1) = CH4/H2
Ratio 2 (R2) = C2H2/C2H4
Ratio 3 (R3) = C2H2/CH4
Ratio 4 (R4) = C2H6/C2H2
Ratio
5 (R5) = C2H4/C2H6
Dalam
bahasan ini akan diperdalam mengenai dua metode rasio yaitu Doernenburg dan
Rogers. Rasio Doernenburg menggunakan Ratio
1, 2, 3 dan 4 dengan syarat bahwa beberapa fault
gas yang muncul harus berada pada jumlah yang signifikan. Untuk metode Rogers
digunakan Ratio 1, 2 dan 5 tanpa ada
syarat munculnya gas tertentu agar analisis dapat dikaatakan valid. Namun,
metode ini hanya disarankan untuk digunakan ketika kuantitas
fault gas melebihi nilai normal.
Doernenburg Ratio
Analisis
dimulai dengan membandingkan level fault
gas terhadap tabel 4 dalam IEEE Std C57.104-2008, pada bahasan ini
ditunjukkan dalam gambar 3 sebagai berikut:
Gambar 3. Level Minimum Konsentrasi Fault Gas berdasarkan IEEE Std C57.104-2008 Tabel 4 |
Secara
lebih sistematis, metode ini dijelaskan dalam bentuk flowchart , disajikan dalam gambar 4:
Step1:
Konsentrasi
fault gas didapat dari metode
ekstraksi gas kromatografi
Step 2:
Jika
setidaknya konsentasi salah satu gas (dalam satuan mikroliter/liter atau ppm)
untuk H2, CH4, C2H2, dan C2H4
melebihi dua kali nilai batas L1 pada Tabel 4 dan satu dari gas-gas yang
lain melebihi nilai L1, maka peralatan dinyatakan mengalami gangguan (faulty) dan dilanjutkan evaluasi ke step
3
Step 3:
Prosedur
Doernenburg Ratio dinyatakan valid apabila salah satu dari gas rasio R1, R2, R3
atau R4 melebihi limit L1. Namun jika tidak terpenuhi, rasio ini dianggap tidak signifikan
sehingga harus dilkukan re-sampling atau menggunakan metode lain
Step 4:
Membandingkan
setiap rasio R1, R2, R3 dan R4 terhadap tabel 5 dalam IEEE Std 57.104-2008,
dalam bahasan ini disajikan dalam gambar 5
Gambar 5. Diagnosis Doernenburg berdasarkan IEEE Std C57.104-2008 Tabel 5 |
Step 5:
Jika
semua rasio berada dalam cakupan tabel 5, maka diagnosis dikatakan valid.
Rogers Ratio
Pada
dasarnya, Rogers Ratio memiliki metode evaluasi yang sama dengan Doernenburg
Ratio. Namun, Rogers Ratio hanya menggunakan kriteria R1, R2 dan R5. Untuk
diagnosis, dapat mengacu pada tabel 6 pada IEEE Std C57.104-2008, atau
ditunjukkan dalam gambar 6. Secara lebih detail metode diagnosisnya menggunakan
flowchart sebagaimana disajikan dalam
gambar 7.
Gambar 7. Flowchart untuk Rogers Ratio |
To be continued to part 6
Before: Part 4
Paiton, 3 December 2018 18.57
No comments:
Post a Comment