Monday 27 August 2018

Dissolved Gas Analysis (DGA) – Part IV

Foreword
Apabila pengujian DGA telah dilakukan, maka hasilnya harus dianalisis untuk menentukan kondisi peralatan elektrik yang diuji (trafo, OLTC, atau yang lain). Ada beberapa metode yang digunakan untuk menganalisis hasil pengujian DGA. Dalam bagian ini, hasil pengujian DGA dianalisis menggunakan kriteria volume sebagaimana digunakan dalam IEEE Std C57.104-2008 IEEE Guide for the Interpretation of Gases Generated in Oil-Immersed Transformers.

Monitoring kerusakan isolasi dengan metode dissolved gas volume
Salah satu metode yang bisa digunakan untuk mengevaluasi kerusakan peralatan listrik yang menggunakan minyak isolasi adalah dengan mengukur besarnya gas terlarut dalam isolasi minyak tersebut; yang akan mengindikasikan suatu kerusakan awal.

Selain 9 faut gases sebagaimana dijelaskan dalam bab 2, konsep TDGC (total dissolved gas concentration) merupakan besaran yang cukup penting dalam metode analisis volume. TDGC adalah penjumlahan volume (dalam ppm, part per million) dari gas yang mudah terbakar yaitu H2, CH4, C2H6, C2H4 C2H2 dan CO. Dengan melihat plot pertumbuhan volume fault gases dan TDGC terhadap waktu, maka monitoring kondisi peralatan isolasi lebih mudah dilakukan.

Dikarenakan perbedaan manufaktur, kondisi pengoperasian, temperatur dan beberapa faktor eksternal; maka penentuan kondisi peralatan menjadi tidak mudah. Apakah peralatan dalam keadaan normal, memerlukan tindakan atau dalam keadaan bahaya. Jika tidak ada data histori mengenai fault gases dan TDCG, maka penggunaan 4 Level Kriteria berdasarkan IEEE Std C57.104-2008 Tabel 1 bisa digunakan, yaitu:
Gambar 2. Level Kondisi Fault Gas berdasar IEEE Std C57.104-2008 Tabel 1

Condition 1:
TDGC dibawah level 1 mengindiksikan peralatan dalam kondisi sehat (satisfactorily). Jika konsentrsi fault gases melebihi rekomendasi Level 1, maka investigsi lebih lanjut harus dilakukan.

Condition 2:
TDGC yang berada di Level 2 mengindiksikan peralatan dalam kondisi tidak normal. Jika konsentrsi fault gases melebihi rekomendasi Level 2, maka investigsi lebih lanjut harus dilakukan untuk mendapatkan plot pertumbuhan gas tersebut.

Condition 2:
TDGC yang berada di Level 3 mengindiksikan adanya dekomposisi pada level yang cukup tinggi. Jika konsentrsi fault gases melebihi rekomendasi Level 2, maka investigsi lebih lanjut harus dilakukan karena dikhawatirkan bahwa kerusakan sudah mulai terbentuk.

Condition 4:
TDGC yang melebihi Level 4 mengindiksikan dekomposisi yang parah. Mengopersikan peralatan yang berada di Level 4 berpotensi mengakibatkan kerusakan yang meluas.

Yang perlu menjadi catatan adalah bahwa nilai yang tertera dalam tabel 1 adalah sebuah nilai konsensus dari pengamatan mayoritas manufaktur trafo.  Nilai tersebut dapat digunakan sebagai dasar analisis apabila tidak data histori konsentrsi fault gases dan TDGC. Namun, apabila memiliki data dengan kevalidan lebih tinggi (misalkan pengalaman dari manufaktur trafo yang sama), maka level tersebut dapat digunakan sebagai dasar analisis.

To be continued to part 5
Before: Part 3

Paiton, 27 August 2018 18.07

No comments:

Post a Comment