Foreword
Apabila
pengujian DGA telah dilakukan, maka hasilnya harus dianalisis untuk menentukan
kondisi peralatan elektrik
yang diuji (trafo, OLTC, atau yang lain). Ada beberapa
metode yang digunakan untuk menganalisis hasil pengujian DGA. Dalam bagian ini,
hasil pengujian DGA dianalisis menggunakan kriteria volume sebagaimana
digunakan dalam IEEE Std C57.104-2008
IEEE Guide for the Interpretation of Gases Generated in Oil-Immersed
Transformers.
Monitoring kerusakan isolasi dengan metode dissolved gas volume
Salah
satu metode yang bisa digunakan untuk mengevaluasi kerusakan peralatan listrik
yang menggunakan minyak isolasi adalah dengan mengukur besarnya gas terlarut
dalam isolasi minyak tersebut; yang akan mengindikasikan suatu
kerusakan awal.
Selain
9 faut gases sebagaimana dijelaskan
dalam bab 2, konsep TDGC (total dissolved
gas concentration) merupakan besaran yang cukup penting dalam metode
analisis volume. TDGC adalah penjumlahan volume (dalam ppm, part per million) dari gas yang mudah
terbakar yaitu H2, CH4, C2H6,
C2H4 C2H2 dan CO. Dengan melihat
plot pertumbuhan volume fault gases dan
TDGC terhadap waktu, maka monitoring kondisi peralatan isolasi lebih mudah
dilakukan.
Dikarenakan
perbedaan manufaktur, kondisi pengoperasian, temperatur dan beberapa faktor
eksternal; maka penentuan kondisi peralatan menjadi tidak mudah. Apakah
peralatan dalam keadaan normal, memerlukan tindakan atau dalam keadaan bahaya.
Jika tidak ada data histori mengenai fault
gases dan TDCG, maka penggunaan 4 Level Kriteria berdasarkan IEEE Std C57.104-2008 Tabel 1 bisa digunakan, yaitu:
Condition 1:
TDGC
dibawah level 1 mengindiksikan peralatan dalam kondisi sehat (satisfactorily). Jika konsentrsi fault gases melebihi
rekomendasi Level 1, maka investigsi lebih lanjut harus dilakukan.
Condition 2:
TDGC yang
berada di Level 2 mengindiksikan peralatan
dalam kondisi tidak
normal. Jika konsentrsi fault
gases melebihi rekomendasi Level 2, maka investigsi lebih lanjut harus dilakukan untuk
mendapatkan plot pertumbuhan gas tersebut.
Condition 2:
TDGC yang
berada di Level 3 mengindiksikan adanya
dekomposisi pada level yang cukup tinggi. Jika konsentrsi fault gases melebihi
rekomendasi Level 2, maka investigsi lebih lanjut harus dilakukan karena
dikhawatirkan bahwa kerusakan sudah mulai terbentuk.
Condition 4:
TDGC yang melebihi
Level 4 mengindiksikan dekomposisi yang parah.
Mengopersikan peralatan yang berada di Level 4 berpotensi mengakibatkan
kerusakan yang meluas.
Yang perlu menjadi catatan adalah
bahwa nilai yang tertera dalam tabel 1 adalah sebuah nilai konsensus dari
pengamatan mayoritas manufaktur trafo. Nilai
tersebut dapat digunakan sebagai dasar analisis apabila tidak data histori
konsentrsi fault gases dan TDGC.
Namun, apabila memiliki data dengan kevalidan lebih tinggi (misalkan pengalaman
dari manufaktur trafo yang sama), maka level tersebut dapat digunakan sebagai
dasar analisis.
To be continued to part 5
Before: Part 3
Paiton, 27 August 2018 18.07
No comments:
Post a Comment