Foreword
Pada bagian I
telah disebutkan bahwa fault gases terbentuk
karena adanya thermal fault dan electrical fault yang memicu dekomposisi
material. Pada bagian ini,
terbentuknya fault gases akan
dijelaskan sedikit lebih detail. Selain itu, ada sumber fault gas yang perlu untuk didiskusikan.
Dekomposisi Minyak Trafo
Trafo adalah mesin elektrik yang paling umum menggunakan
minyak sebagai media isolasi. Gangguan termal dan elektrik
adalah 2 penyebab umum terbentuknya dissolved
gas pada sebuah trafo, melalui
proses yang relatif kompleks. Secara fundamental, putusnya ikatan
hidrogen-karbon dan karbon-karbon akan membentuk molekul gas hidrogen, metana,
ethana dan semacamnya. Secara lanjut dimungkinkan terbentuknya ethilena dan
asethilena. Terbentuknya fault gas sangat
bergantung pada jenis rantai hidrokarbon, distribusi energi dan termal serta durasi terjadinya stress elektrik dan
termal. Selain itu, terbentuknya beberapa fault
gas secara empiris terbukti bergantung pada temperatur, hal ini menjadi
salah satu dasar interpretasi dari DGA.
Berikut adalah
daftar fault gases yang
diidentifikasi dalam DGA:
- hydrogen
(H2)
- methane
(CH4)
-
acetylene (C2H2
- ethylene
(C2H4)
- ethane
(C2H6)
- carbon
monoxide (CO)
- carbon
dioxide (CO2)
Selain itu
terdapat Oxygen (O2) dan Nitrogen (N2), yang meskipun
bukan fault gases, dimasukkan dalam
proses analisis sebagai faktor yang mempengaruhi suatu gangguan atau
terbentuknya gas lain.
Dekomposisi Isolasi Selulosa (celulose)
Isolasi selulosa,
yaitu salah satu jenis isolasi padat, adalah isolasi yang umum digunakan pada
sebuah trafo. Bentuknya dapat berupa blok kayu, pressbord, atau yang paling umum adalah isolasi kertas (kraft paper). Sebagaimana ditunjukkan
dalam gambar 1, kraft paper adalah
isolasi utama antar belitan. Struktur ini bersama dengan belitan, direndam
dalam minyak trafo.
Rantai ikatan
polimer sebuah isolasi selulosa, secara termal, memiliki stabilitas lebih lemah
daripada minyak trafo. Pemutusan rantai polimer terlihat sangat signifikan pada
temperatur 105°C, serta karbonisasi pada temperatur 300°C. Temperatur adalah
faktor penting dalam dekomposisi selusola. Proses ini dipercepat dengan adanya
kandungan oksigen dan kelembaban (air) pada minyak trafo.
Hasil utama dekomposisi
selulosa adalah:
- carbon monoxide (CO)
- carbon dioxide (CO2)
- air (H2O)
Selain itu, akan
dihasilkan molekul berikut dalam jumlah kecil:
- hydrogen (H2)
- methane (CH4)
- furan
Terbentuknya
molekul diatas berbanding secara eksponensial terhadap temperatur dan volume
material selulosa.
Sumber Gas yang Lain
Selain dari
dekomposisi di atas, fault gases bisa
dihasilkan dari reaksi kimia yang melibatkan struktur baja dan lapisan
anti-karat (coating).
Dalam suatu kasus,
hidrogen bisa dihasilkan dari reaksi baja dengan air, jika terdapat oksigen di
sekitarnya. Ada beberapa temuan yang menyatakan adanya sejumlah besar hidrogen
pada trafo yang tidak pernah digunakan, dicurigai merupakan produk reaksi
antara air dengan coating atau reaksi stainless steel dengan minyak melalui bantuan oksigen di
sekitarnya. Hidrogen juga memiliki kemungkinan terserap selama proses
manufaktur atau pengelasan dan terrilis ke minyak secara pelan.
Terpaparnya
minyak trafo dengan matahari secara langsung bisa menjadi penyebab timbulnya fault gases. Hal yang sama juga mungkin
terjadi pada reaksi-reaksi yang melibatkan beberapa jenis coating pada bagian internal trafo.
Meskipun peluang terjadinya sangat jarang (namun mungkin), maka DGA atau material comptibility test perlu diterapkan.
Paiton, 20 Agustus 2018 19.19
No comments:
Post a Comment