Frequency
Control (mode 1): Primary Control (governor-free)
Prekondisi:
Sistem
daya berada pada kondisi steady state
S0, keadaan ini ditunjukkan oleh gambar 11 dengan deskripsi:
- daya yang dibangkitkan oleh
pusat pembangkit memiliki karakteristik PG_a
- daya yang dikonsumsi oleh
pusat beban memiliki karakteristik PL_a
- titik kerja sistem ini ada
di titik 0
- frekuensi sistem setimbang,
berada pada kondisi nominal f0 dengan daya nominal adalah P0
- Besaran daya yang
dibangkitkan oleh pusat pembangkit PG0 sama dengan daya yang
dikonsumsi pusat beban PL0; rugi transmisi diabaikan
Kondisi perubahan beban dan frequency control:
Pada
saat beroperasi di titik 0, tiba-tiba beban mengalami kenaikan sebesar ΔPL.
Maka, sesaat kemudian frequency control
akan bekerja sesuai gambar 12 (untuk step 1-3) dan gambar 13 (untuk step 4 dan
seterusnya) dengan tahapan komplit sebagai berikut.
1. Sistem bekerja steady state di titik 0. Setpoint daya
pembangkitan adalah PG0 dan sistem bekerja di frekuensi f0
2. Beban elektrik mengalami
kenaikan sebesar ΔPL
3. Dengan demikian
karakteristik beban berubah menjadi PL_b; sedangkan karakteristik daya
pembangkitan tetap PG_a
4. Terjadi ketidak-seimbangan
daya (power mismatch); dimana beban
listrik sebesar P2 sedangkan daya pembangkitan sebesar P0
5. Power
mismatch sebesar
ΔPL ini akan direspon (metode kompensasi) oleh sistem melalui dua
aksi; yaitu:
a. Turbine menaikkan suplai
daya PM (yang artinya daya keluaran pembangkit PG juga
akan mengalami kenaikan sebesar ΔPG). Besarnya ΔPG adalah
sesuai prosentase speed-droop dan nominal power
b. Beban yang sensitive
terhadap frekuensi akan mengurangi konsumsinya sebesar ΔPD.
6. Daya akumulasi dari 5a dan
5b menyebabkan sistem beroperasi di titik kerja baru yaitu titik 1
7. Sistem bekerja steady state dengan frekuensi f1, daya terbangkit sebesar P1 dan daya beban sebesar sebesar P2.
Artinya, daya yang dibangkitkan sebanding dengan daya beban (P2);
namun frekuensi baru mengalami deviasi sebesar Δfss.
Kita
tahu bahwa hingga step 7; turbin governor melakukan aksi frequency control sementara setpoint daya pembangkitan masih
konstan di PG0. Manuver turbin governor untuk melakukan aksi frequency control dimana setpoint daya
pembangkitan dipertahankan konstan disebut Primary Control.
8. Untuk mencapai posisi kerja
yang benar (posisi 2: daya sebesar P2 dan f0); maka
dibutuhkan aksi tambahan yang akan dibahas di part 6.
Contoh kasus:
Suatu sistem daya dengan daya terpasang 1500MW dibebani sebesar
1250MW dan speed droop 5%. Jika sistem berada pada keadaan steady state 50Hz dan kemudian beban sebesar 100MW trip, tentukan
frekuensi steady state yang baru jika load damping sebesar 1.5.
Solusi:
Beban
awal P0 = 1250MW
Spinning
reserve : 250MW
Daya
baru P1 = 1250-100=1150MW
·
Konstanta damping load:
D = (1.5/100
* 1150) *(100/50) = 34.5 MW/Hz
·
Komponen regulasi (droop 5%)
1/R = 1150 :
(5/100 * 50) = 460 MW/Hz
·
Stiffness
β=1/R + D =
460 + 34.5 = 494.5 MW/Hz
·
Kenaikan frekuensi steady state
Δfss
= -PL/ (β) = - (-100)/494.5 = 0.202 Hz
to be continued to part VI
Malang, 20 Jan 2015 15:31
saya mau tanya, pada damping load nilai 1.5 dari mana ya?
ReplyDeleteDamping load diketahui dalam contoh soal.
ReplyDeleteDalam aplikasinya, ini bergantung dg ukuran grid, topologi dan banyak hal. Masih blm nemu formulasinya