Wednesday, 5 December 2018

Dasar Sistem Proteksi – Part II

Operasi Sistem Proteksi
Pada dasarnya, peralatan proteksi terdiri dari beberapa sub-elemen yang berfungsi untuk memonitor kondisi sistem, melakukan evaluasi terhadap variabel yang dimonitor, melakukan kalkulasi serta melakukan aksi proteksi yang diperlukan secara tepat. Secara sederhana, hal tersebut ditunjukkan dalam gambar 2.
Gambar 2. Diagram Operasi Sistem Proteksi


Metered Quantity:
Modul ini berfungsi untuk melakukaan pengukuran terhadap variabel elektrik dasar seperti tegangan dan arus, serta beberapa besaran kombinasinyaa seperti daya, impedansi, frekuensi dan lain-lain. Bagian ini adalah salah satu bagian yang cukup penting karena akan menyangkut kevalidan variabel pengukuran. Beberapa jenis filter akan diaplikasikan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Selain itu, seringkali perhitungan komponen simetri (symmetrical component) akan diaplikasikan pada bagian ini.

Threshold Quantity:
Modul ini berisi nilai batas (limit) yang diseting oleh Engineer Proteksi, nilai tersebut mengindiksikan batasan antara nilai aman dan tidak aman dari peralatan yang diproteksi.

Comparison Element:
Elemen ini berfungsi untuk membandingkan nilai terukur dari Metered Quantity dengan nilai batas yang diseting dalam Threshold Quantity. Elemen ini biasanya terdiri dari beberapa tingkatan (stage), seperti low stage, high stage and high-high stage.

Decission Element:
Apabila suatu Comparison Element  mengindikasikan nilai diluar batas, maka Decission Element akan menjadi aktif. Modul ini dilengkapi time element (delay) yang berfungsi untuk mengevaluasi apakah kondisi yang tidak normal tersebut hanya sementara (gejala transien) atau gangguan yang bersifat kontinyu.

Action Element:
Apabila prekondisi proteksi terpenuhi, maka Action Element akan bekerja, yang pada umumnya berarti perintah untuk membuka circuit breaker (CB).

Pada umumnya, operasi sistem proteksi akan mengikuti langkah-langkah di atas. Yang perlu menjadi perhatian adalah beberapa langkah memberikan kontribusi terhadap delay time secara keseluruhan, terpisah dari seting delay time setting dalam Decission Element. Dalam permasalahan ini diperkenalkan istilah Clearing Time (Tc), didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan oleh sistem proteksi untuk melakukan corrective action. Clearing time merupakan penjumlahan dari tiga komponen waktu yaitu:
-       Comparison time (Tp)
-       Decission time (Td)
-       Action Time (Ta), yang termasuk waktu operasi CB

Clearing time adalah salah satu besaran yang cukup krusial dalam proteksi sistem daya karena menentukan koordinasi dengan sistem proteksi lain dalam jaringan.  Artinya, diharapkan bahwa peralatan proteksi yang paling dekat dengan sumber gangguan harus melakukan aksi terlebih dahulu dibanding yang lain. Hal ini berguna untuk tetap menjaga keandalan sistem secara keseluruhan dengan menghilangkan sesedikit mungkin sub-sistem karena adanya gangguan. 

Paiton, 5 Dec 2018 18.51

No comments:

Post a Comment